Minggu, 22 Februari 2015

Ketika Cinta Mengetuk Hati Sang Aktivis Dakwah

Aktivis dakwah kampus yang sering disebut ADK bukanlah barisan malaikat yang tanpa cela. Bagaimanapun juga, mereka adalah manusia yang bisa melakukan kesalahan dalam tatanan kehidupannya. Disinilah uniknya, fitrah manusia yang mempunyai rasa dan akal untuk belajar dari tiap kesalahannya. Sering kali ADK tergelincir dan keluar dari barisan dakwah karena tidak memiliki iman yang kuat.
Banyak hal yang menggoyahkan ADK. Menurut penglihatan saya para ADK sering kelimpungan kalau sudah terkena virus merah jambu. Virus ini bekerja secara perlahan tapi pasti. Kadang para ADK tidak menyadarinya bahwa dalam hatinya sudah terjangkit virus merah jambu (VMJ). Biasanya bila sudah terjangkit virus ini, hati hanya condong ke satu arah, mata hanya memandang ke satu wajah, dan rindu itu tertuju hanya untuk satu orang idola. Dia yang tanpa cela, dia yang selalu sempurna, dan dia yang selalu dipuja. Masalahnya yang disebut dia bukanlah Sang Pemilik Hati. Namun hanya seorang yang mungkin bisa mengacaukan hati.
VMJ ada karena cinta ada. Tiada yang dapat mengingkari perasaan ini karena rasa ini adalah fitrah kita sebagai manusia ciptaan-Nya. Tetapi, ada yang perlu dicatat! Pengemasan cinta itu. Karena cinta tidak bisa dibelenggu makanya harus dijaga dan dirawat agar tidak keluar dari jalur yang diridhoiNya.
Setiap aktivis dakwah mempunyai pertahanan diri yang berbeda-beda terhadap VMJ. Ada yang sanggup bertahan dalam barisan dakwahnya dan juga ada yang kalah, terserak dalam rantai permainan hati yang dia buat.
Saya akan tuliskan beberapa kisah aktivis dakwah dalam realita kehidupan.
1. Aktivis Butuh Penjagaan Iman
Seorang aktivis dakwah yang berada dalam lingkungan heterogen kampus tantangannya mungkin lebih berat dan penjagaannya harus lebih kuat. Interaksi dengan lawan jenis bisa dibilang sering. Dan di lingkungan seperti inilah kadang ujian menghampiri. Dan hal ini dialami oleh seorang akhwat. Sebut saja namanya fulana
  fulana adalah seorang akhwat yang aktif di organisasi kampus Universitas di Bandung. Nuansa kekeluargaan yang terbangun dalam organisasi itu membuatnya nyaman dan betah. Dia mengakui pengurus organisasi ini seperti keluarga keduanya setelah keluarga aslinya yang jauh dari ibukota Bandung.
Rutinitas Arsya berkumpul di organisasi ini adalah pemicu awal getar-getar dalam hatinya. Awalnya dia hanya iseng menghabiskan waktu bersama teman-teman organisasinya sehabis kuliah atau jeda kuliah satu dengan lainnya. Keisengannya tumbuh menjadi suatu kebiasaan.
Seiring berjalannya waktu ada seorang ikhwan berhasil menarik perhatian Arsya. Kekaguman,dan kerinduan tumbuh dengan apik di dalam hatinya yang lembut. Dia mengira perasaan ini cuma hal biasa. Fitrah bila mengidolakan seseorang karena kebaikan dan pribadi yang sempurna.
Lambat laun perasaan ini semakin menjadi didukung dengan aktivitas di dalam organisasi yang semakin padat dengan banyak melakukan kegiatan dan rapat-rapat. Semua ini membuatnya sering berinteraksi dengan pengurus organisasi tersebut. Dan tentu saja Arsya hampir tiap hari bertemu dengan ikhwan yang diidolakan dan semakin membuat otaknya dipenuhi dengan sosok ikhwan tersebut. Astaghfirullah…
Arsya menyadari ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. Keganjilan yang dia rasakan. Wajah seorang yang selalu terbayang. Kerinduan yang tanpa alasan. Semua itu meresahkannya ditambah kegiatan liqoat yang sering dia lewatkan. Ruhiyahnya lapar, tidak pernah terisi dalam hitungan bulan. Rutinitasnya untuk dunia organisasinya dan aktivitas kuliahnya yang padat membuatnya lupa akan kebutuhan ruhaninya. Hingga suatu hari sang murabbi mengingatkan dan menasihatinya.
Arsya mulai menata hatinya dari awal atas bimbingan murabbinya. Ya akhirnya! Dia menemukan cahaya dakwah dalam jiwanya. Liqoat yang tadinya tidak terlalu dia pentingkan ternyata dapat dijadikan alat untuk membangun benteng keimanan dari godaan-godaan hati yang dibayangi nafsu. Dia kini meluangkan waktu untuk rutinitas lama yang pernah dia tinggalkan sebelumnya untuk mengisi jiwanya dengan sentuhan-sentuhan illahi.
Secara perlahan Arsya merubah pandangannya tentang sosok ikhwan yang dia idolakan dan nyaris terlihat sempurna di matanya. Ikhwan tersebut adalah manusia biasa yang mungkin dimanfaatkan Alloh untuk mengujinya. Waktu yang membuktikan segalanya.
Kewajaran tumbuhnya cinta tidak bisa diwajarkan bila tumbuh di lahan yang penuh dosa. Arsya meyakini itu.
Doa seorang Arsya,” bersihkan hati ini dari titik-titik noda ya Allah. Dan gantilah hatiku dengan hati yang lain bila tak bisa dibersihkan lagi.”
Arsya dalam kisah ini mengajari kita bahwa keheterogenan pergaulan membutuhkan keimanan yang kuat, hati yang bersih, dan nutrisi jiwa yang tidak boleh terputus. Menundukkan pandangan itu penting, agar kekaguman dan penyakit hati lainnya tidak akan menyerang kita. Terutama virus merah jambu. Jadi, waspadalah dengan mata dan hatimu saudaraku.
2. Perjalanan Cinta Sang Aktivis
Sapalah ikhwan ini dengan Dika. Dia aktif dalam keorganisasian di dalam kampus maupun di luar kampus. Berinteraksi dengan lawan jenis sudah menjadi hal biasa baginya. Parasnya yang cukup rupawan dan keaktifannya dalam berdakwah mendapat banyak perhatian dari ihkwan lainnya dan akhwat pun banyak yang mengaguminya. Mungkin tidak ada yang menyangka masa lalunya yang penuh cerita yang tidak terbayangkan telah dialami oleh seorang aktivis seperti Dika.
Ketika SMA Dika adalah seorang aktivis rohis di sekolahnya. Selain itu dia juga mengikuti salah satu organisasi islam bagi pelajar Indonesia. Meskipun saat itu dia seorang aktivis dakwah tetapi cara dia memandang tentang cinta tidak sesuai dengan koridor islam. Dia masih menghalalkan pacaran. Dalam pikirannya tertanam adanya pacaran islami. Mungkin itu terjadi karena buku-buku yang bergaya islami tetapi menyesatkan. Aku tidak tahu persis dengan cara berpikirnya saat itu.
Dika memiliki teman dekat bernama Uni. Adik perempuannya teman sekolah Uni. Jadi, tanpa direncanakan mereka saling kenal dengan perantara adiknya. Uni banyak tahu tentang Dika dari adiknya. Hubungan pertemanan Uni dengan Dika cukup baik. Saat itu tidak ada rahasia antara mereka. Dika selalu bercerita tentang aktivitasnya dalam berorganisasi dan teman-teman perempuan yang mengaguminya. Dika pernah bilang ke Uni merasa risih bila ada teman perempuannya mengharapkan lebih darinya. Uni hanya menanggapinya dengan senyuman dan candaan. Saat itu Uni tidak mengira dika benar-benar merasa resah atas keberadaan mereka─ teman-teman perempuannya.
Sesuatu yang mengagetkan terjadi, setelah beberapa bulan Dika lulus SMA. Dika mengumumkan hubungannya dengan seorang perempuan. Mereka berpacaran. Hubungan mereka cukup lama sampai hitungan bulan. Saat itu Dika masih kontak melalui sms saling tanya kabar dengan Uni. Entah kenapa Dika tidak bisa melepas sahabatnya meskipun telah memiliki kekasih.
Ketika Uni memasuki bangku kuliah. Saat itu terdengar kabar Dika putus dengan pacarnya. Tahun itu juga Dika baru saja mendaftar di sebuah perguruan tinggi dan diterima. Sejak saat itu Uni dan Dika hampir tidak pernah saling komunikasi.
Sebenarnya Dika dari awal menyukai Uni menurut pengakuan Dika. Namun, Uni hanya menganggapnya teman biasa.
Dika tahu Uni bukanlah seorang akhwat. Dia tidak berkerudung. Dia juga tidak anti pacaran. Tetapi, dia memang tidak mau pacaran. Dika tidak tahu alasannya apa. Sebagai pelarian dia berpacaran dengan orang lain.
Dan saat Dika mengenal tarbiyah, memahami koridor cinta yang benar, cinta yang diridhoiNya. Dia memutuskan putus dengan pacarnya. Dan saat itu dia mendengar dari teman-teman kuliah Uni, bahwa sahabatnya itu telah berubah menjadi seorang aktivis dakwah di kampusnya. Uni menjadi Seorang akhwat. Dika bersyukur bahwa Uni telah menutup auratnya.
Dika yang seorang aktivis dakwah kampus malu bila mengenang masa lalunya. Tetapi, dia bersyukur karena Allah masih memberinya kesempatan untuk kembali ke jalanNya.
Sekarang yang dikenal orang dari Dika adalah seorang ikhwan yang tanpa cela. Terlepas dari godaan dan sempurna.
Bila seorang dengan keyakinan bertaubat dan kembali ke jalan Allah dengan hati yang suci insyaallah Yang Maha Tahu akan menyembunyikan yang memang harus disembunyikan.
Sebatas obrolan dengan kawan
Pernah kulontarkan sebuah pertanyaan kepada seorang teman,
“Terlihat jelas cerita cinta sedang dipaparkan. Namun, kenapa dia hanya sebatas bayang tanpa nama. Begitu sucikah namanya tak bisa diikrarkan seperti setetes embun pagi yang bening tanpa noda?”

Dan dia menjawab,
“sangat suci untuk tidak menebar sebuah fitnah, ya beginilah aku memandang seorang wanita. Begitu suci maka harus diperlakukan untuk menjaga kesuciannya. Dan inilah cinta, perlu pengorbanan untuk menjaga agar tetap suci seperti lahirnya”

Bingkai sajak memiliki makna tersirat. Tersembunyi sebuah nama di balik syair-syair tanpa ada seorangpun yang mengetahui. Adakah sebuah rahasia di balik dialog di atas. Entahlah…aku pun tidak tahu. Hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Cinta dalam kebisuan, syair-syair, dan ketakwan pada-Nya.

BANTU DIA MENJAGA HATINYA



dakwatuna.com – Ahad yang cerah saat aku mendengarkan ceritanya. Di ujung sana dia menangis, terluka karena binaannya terlibat kasus merah jambu. Tak tanggung-tanggung, kasusnya dengan ikhwan yang tampak keren, seorang qiyadah di sebuah bidang amanah. Ah, kasus lama. Aku sungguh bisa merasakan perihnya. Aku bahkan masih ingat bagaimana rasanya. Ada marah, ada kecewa, ada benci, bahkan ada keinginan untuk berhenti menjadi pembinanya. Astaghfirullah…
Zaman memang sudah berubah. Dulu ikhwan-ikhwan di sekolahku sungguh menjaga. Ghadhul bashar, jaim –jaga iman, tegas, bertanggung jawab. Kurasa mereka (sesama ikhwan) tercukupi kebutuhan ukhuwahnya sehingga tak merasa perlu untuk tebar pesona, bercanda-canda, apalagi curcol sama akhwat. Tapi kini kita dapati satu dua dari ikhwan-ikhwan keren itu, yang tampak kuat dalam amanah, yang tampak menjaga ibadah, yang memperjuangkan kebenaran, harus kalah pada ujian ketertarikan. Menyedihkan…
Dan pada saat itu selalu saja kita mencari siapa yang patut dipersalahkan. Dan seringkali kita menyalahkan IKHWAN. Ah, mungkin karena kita perempuan. Dengan dalih mereka yang menyatakan perasaannya, bukankah dalam hal cinta perempuan hanya menunggu, jadi mereka yang salah. Atau dengan dalih mereka adalah ikhwan keren, dengan amanah segitu harusnya kafaahnya mumpuni dan mestinya sudah mengerti. Atau dengan makian, ikhwan genit sih, godain akhwat pemula gimana ga tertarik sama ketua. Yaa Allah…
Wahai muslimah, mungkin memang benar mereka tebar pesona, mereka memang yang memulai, mereka memang yang seharusnya memperlakukan kita dengan mulia bukan justru menggoda. Tapi mari sejenak kita lihat ke dalam diri kita. Lebih cermat. Kita mungkin tidak cantik, tapi mengertilah setiap kita punya daya tarik. Maka berhati-hatilah. Kenapa? Karena dalam hal ini kita-lah kuncinya. Dan kita-lah yang sebenarnya perlu dipersalahkan.
Pagi ini aku berhenti di QS An-Nur: 2. Beberapa hari yang lalu aku bertemu QS Al-Maidah: 37. Dan ini menarik. Keduanya memuat syariat tentang sanksi. Yang satu sanksi untuk pencuri, yang satu sanksi untuk pezina. Kita teliti di sana, pada ayat tentang hukuman bagi pencuri Allah sebutkan subjek pencuri laki-laki terlebih dahulu baru pencuri perempuan. Tapi di ayat tentang hukuman bagi pezina Allah sebutkan subjek pezina perempuan terlebih dahulu baru pezina laki-laki. Dalam kitab Tafsir Ahkam, Ash Shabuni menjelaskan ibrah dari hal tersebut adalah pada dasarnya pencurian memang lebih berpotensi dilakukan oleh laki-laki. Allah tau itu, karenanya Allah sebutkan terlebih dulu. Tapi dalam hal zina, ternyata kita, perempuan, adalah yang menjadi kunci. Astaghfirullah…
Ukhti, ternyata kita-lah yang menjadi penentu. Ibarat pintu, kita yang memegang kuncinya. Maka jangan beri mereka celah. Bantu mereka menjaga hati. Aku tahu itu tidak mudah. Perempuan itu mudah jatuh cinta. Tapi seberapapun sulitnya, berusahalah.
Aku sangat ingat nasihat seseorang yang dalam hidup aku memanggilnya papah. Sebelum aku berangkat merantau untuk kuliah, beliau berpesan “anak perempuan itu penentu bagi ayahnya. Jika anak perempuan terjaga kehormatannya hingga dia menikah, maka surga untuk ayah tersebut. Itu sabda Rasul, nduk. Jadilah tiket surga untuk papah. Jaga diri baik-baik, kalau memang Allah sudah memberi jodoh, semester berapapun pasti papah nikahkan. Jangan risau soal kuliah” ah, papah…
Aku juga ingat nasihat salah seorang murabbiyah yang kucintai karena Allah. “Dakwah ini, ukhti, tidak hanya butuh strategi. Tapi juga kedekatan jundinya dengan Allah. Dan kita tak bisa berdekatan dengan Allah bersama kemaksiatan yang dibenci-Nya. Mungkin strategi kita bagus, tapi kemaksiatan kita menghilangkan keberkahannya. Bukankah itu menyedihkan?” ah, mbakku sayang…
Muslimah, tolong bantu mereka menjaga hati. Kalaupun kita tak peduli pada diri kita sendiri, setidaknya lakukan untuk ayah kita. Jangan sampai kita membebaninya di akhirat sana. Sedangkan di dunia kita sudah begitu merepotkannya. Atau lakukan untuk dakwah yang kita cintai. Allah telah begitu baik mempertemukan kita dengan jalan ini. Yang di sini kita bisa mengenal-Nya lebih dekat. Pada siapa lagi kita percayakan dakwah ini jika bukan pada saudara-saudara kita, para ikhwan, yang akan menjadi qiyadah dan mengemban dakwah bersama kita? Lalu apa yang bisa kita harapkan dari mereka jika hal ini tidak segera kita hentikan?
Semoga Allah menjaga kita dan memampukan kita untuk menjaga kehormatan kita. Semoga Allah menjaga saudara-saudara kita dan menguatkannya untuk semakin kokoh di jalan dakwah. Semoga Allah berikan rahmat dan berkah-Nya kepada jalan dakwah ini.
Ya Allah, jadikan aku mencintai mereka dengan benar…
Griya Qur’an, di suatu pagi

Selasa, 11 November 2014

Ghuzwul fikri

Bismillah was sholatu was salaamu 'alaa Rasuulillah..
Patut menjadi bahan renungan kita bersama.
Perkataan Penting...
...
Asy-syaikh : Su’ud Syuraim
Disebutkan dalam sebuah khutbah jum’at beliau berkata:
Adakah dari kita yang tidak melihat perubahan dalam kehidupnya setelah masuknya Whatsapp, Facebook, Instagram dan yang lainnya dalam kehidupan ???
**Bacalah!
Peringatan penting!!!!
Hal Ini merupakan Ghazwul fikri yang menyerang akal, namun sangat disayangkan, kita telah tunduk padanya dan kita telah jauh dari dien islam yang lurus dan dari dzikir kepada Allah ..
Kita telah menjadi penyembah-penyembah Whatsapp, Twitter, Facebook, Instagram dan semacamnya .
Kenapa hati kita mengeras ???!!!
Itu karena seringnya kita melihat cuplikan video yang menakutkan dan juga kejadian-kejadian yang di share di Whatshapp.
Hati kita kini mempunyai kebiasaan, yang tak lagi takut pada suatu pun.
Oleh karenanya hati mengeras bagai batu.
Kenapa kita terpecah belah dan kita putus tali kekerabatan???!!!
Karena kini silaturrahmi kita hanya via Whatsapp saja, seakan kita bertemu mereka setiap hari, namun bukan begini tata cara bersilaturrahim dalam agama Islam kita.
Kenapa kita sangat sering mengghibah manusia, padahal kita tidak sedang duduk dengan seorangpun???!!!
Itu karena saat kita mendapatkan satu message yang berisi ghibahan terhadap seseorang atau suatu kelompok, dengan cepat kita sebar ke grup-grup yang kita punya, dengan begitu cepatnya kita mengghibah, sedang kita tidak sadar berapa banyak dosa yang kita dapatkan dari hal itu ..
Saaangat disayangkan, kita telah menjadi para pecandu..!
(Kita makan, Handpone ada ditangan kiri kita ..
Kita duduk-duduk bersama teman-teman, handphone ada di genggaman .. Berbicara dengan ayah dan ibu yang wajib kita hormati, akan tetapi handphone ada di tangan pula.
Sedang menyetir, Hp juga ada di tangan.
Sampai anak-anak kita pun telah kehilangan kasih sayang dari kita, karena kita telah berpaling dari mereka dan lebih mementingkan handphone).
Dan masih banyak lagi ..
Aku tidak ingin mendengar seseorang yang memberi pembelaan pada teknologi ini, karena dahulu sebelum masuknya teknologi ini, handphone tidaklah mendapatkan jatah perhatian kita.
Adapun sekarang, jika sesaat saja HP kita tertinggal, betapa kita merasa sangat kehilangan. Andai perasaan seperti itu ada juga pada shalat dan tilawatul Qur'an kita.
Adakah dari kita yang mengingkari hal ini?
Dan siapa juga yang tidak mendapatkan perubahan negative di kehidupannya setelah masuknya teknologi ini pada hidupnya dan setelah ia menjadi pecandu???
Demi Allah, siapakah yang akan menjadi teman kita nanti di kubur?
Apakah Whatsapp?!! Atau Twitter?!! Atau Instagram?!!
Mari kita sama kembali pada Allah, jangan sampai ada hal yang menyibukkan kita dari dien kita, kita tak tahu berapakah sisa umur kita..!
Allah berfirman:
(وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا)
“Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” [surat Thoha: 124].
Kirim pada teman-teman anda ..
Percayalah padaku, kalau kebanyakan manusia dalam keadaan lalai tentang hal ini ..
Jangan anda sembunyikan nasihat ini, agar tidak menjadi seseorang yang menyembunyikan ilmu ..
Apakah kita salah satu pecandu itu?
Wal iyaadzubillaah...
------------
Astaghfirulloh..
S'moga handphone yg kita miliki adalah wasiilah utk kebaikan dan bukan wasiilah dalam keburukan..
(Copas dari group Pengajian Baitul Makmur)
awalnya islam adalah keasingan
namun bagaimana pada zaman kita ?
duhai kita tidak tahu,
apakah ini yang dimaksud oleh Rasulullah sebagai akhir daripada zaman

dimana islam kembali lagi menjadi orang yang terasing
orang orang yang memegang teguh islam, bagaikan memegang bara api
memegang teguh kata-kata Rasulullah, bagaikan mendapatkan siksaan dan celaan

ketika engkau memutuskan untuk menutupi seluruh tubuhmu dengan penutup aurot
malah orang-orang menganggapmu teroris
orang orang mengaggapmu hamil diluar nikah
ketika engkau menolak riba dikala orang lain bermandikan riba
maka engkau dikatakan orang orang yang cupat, orang orang yang sempit cara berfikirnya

ketika engkau menolak untuk menenggak khomr, menenggak minuman keras
disaat orang berpesta pora dengna semuanya itu
maka engkau dianggap sebagai orang orang yang tidak tau fashion dan tidak tau zaman, tidak tau trend sama sekali

kita hidup di zaman-zaman akhir
dimana islam menjadi keasingan
ketika seseorang mengucapkan selain islam, lalu mereka dipuji
ketika seseorang mengucapkan selain islam, lalu mereka dikatakan hebat
sedangkan orang yang mengatakan ALLAHU AKBAR,
dikatakan sebagai teroris, padahal dia bangga akan Tuhannya

“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)


SUMBER : TINTA DAKWAH

SK 2013-2014

SUSUNAN PENGURUS
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA MUSLIM MASSENREMPULU (FKM3)
PERIODE 1432-1433 H / 2011-2012 M

Dewan Penasehat      :
Ust. KH. Said Abdul Shamad, Lc
Ust. H. Jahada Mangka, Lc
Ust. H. Fadhlan Akbar, Lc

Dewan Pembina :                                                           
Ust. Masdin, S. Hi                                                             Ust. Muh. Ramli, S. Pd
Ust. Syahruddin                                                                 Ust. Kaisar, SE
Ust. Iwan, ST                                                                    Ust.Hasbi, S.Hi
Ust.Hadis                                                                          Ust. Hasan Huda, S.PdI
Ust.Muhajir, S.Pd                                                              Ust. Kasman, S.Pdi
      Ustadzah Lili Asmarani, S.Si                                              Ust. Drs. Gunawan, M.Pd
DPD Enrekang                                                                   Nurdianto. Abidin.


Pengurus Inti
Ketua Umum              : Muzakkir Zubair (UMM)
Sekretaris Umum        : Irwan (UNM
Bendahara Umum       : Zainuddin  (AL-BIRR)  

Departemen Dakwah dan Kaderisasi
Ketua              : Khadir (U 45)
Anggota          : Ilham (AL-BIRR)
Khairuddin (STIBA)
                          Muh.Trisetiadi (UNM)
                          Susilo Sd (UNM)


Departemen Diklat
Ketua              : Muh.Naim (STIBA)
Anggota          : Aswar Anas (UMM)
                          Sudirman (U.45)
                          Ja’far(STIBA)
                          Ishaq (UIN)
                          Muh.Akram (UNHAS)
                       

Departemen Hubungan Masyarakat
Ketua             : Abd.Rahmat (UMM)
Anggota          : Jusman (UNM)
                          Ahmad Sadiran (UNM)
                         
                       


Departemen Dana dan Usaha
Ketua             : Erwin (UMI)
Anggota          : Dzulkarnain (UNM)
Farhan (STIBA)
Irwan (UNHAS)
Jusmail (POLTEK)
Abdurrahman (UNM)



        

SUSUNAN PENGURUS KEPUTRIAN 
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA MUSLIM MASSENREMPULU (FKM3) ENREKANG
 PERIODE 1435-1436 H/2014-2015 M


Dewan Pendamping :  
      Sri Wahyuni, S.kem
      Nurmaidah , S.Pd.I
      Ika Sulfikar
      Harfiati

Pengurus Inti
Ketua              : St. Masyita ( UMM )
Sekertaris        : Isma Nur (UMM)
Bendahara       : Irma ( UNHAS)


Departemen Pengembangan  Ilmu Pendididkan

Koordiantor    : Sendra Nur Qurdiah  (UNHAS)
Anggota          : Nur Fadillah  (UNM)
                          Murdiah (UNM)
                          Rahmi (UIN)
                          Rismayanti (UMM)

Departemen Dana  dan Usaha        
Koordiantor    : Nurul Azmi (Megarezki)
Anggota          : Auliatul Jannah (UNM)
                          Hasriani (UMM)
                          Hasni (UMI)

Departemen Sosial dan Hubungan Masyarakat   
Koordiantor    : Hardianti Lestari (UIN)
Anggota          : Misnawati (UNM)
                        : Suharna (UMM)
                          Azlinda (UIN)
                          Mardiah (UNM)
                          Fitriani (45)
                       


Departemen Dakwah dan Kaderisasi
Koordinator    : Nurhidayanti  (UMM)
Anggota          : Nurdianti (UIM)
                          Sri Yunarsih (UNM)
                          Armianti (UIN)
                          Fitriani (UNM)
                                                 



      


Ditetapkan di  : Makassar
Pada tanggal  : 12 Muharram 1434 H
   18 Januari     2014 M








 FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA MUSLIM MASSENREMPULU
(FKM3) ENREKANG
Mengetahui,





Muzakkir Zubair                                                                                 Irwan
            Ketua Umum                                                                           Sekretaris Umum


1.    Para Pengurus FKM3
2.    Masing-masing ybs.
3.    Arsip